Kondisi Pandemi Covid-19, dr Suryadi: Protokol 3M Tidak Cukup, Harus Deteksi Massal

SULUTDAILY|| Manado- Kondisi epidemiologis Covid 19 di Sulawesi Utara menurut update data Satgas Covid-19 Senin (28/12/2020) bahwa jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid 19 bertambah 80 kasus baru sehingga total 9.493 Orang.

Terkait dengan kondisi Pandemi Covid-19 di Sulut, Dokter Anak Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropis yang merupakan anggota American Society of Tropical Medicine and Hygiene (ASTMH) dan anggota European Society Pediatric Infection Disease (ESPID) Dr. dr. Suryadi Nicolaas Napoleon Tatura, Sp. A (K) mengatakan mutasi dari SAR-Cov2 (virus COVID19) D614G di protein S menyebabkan virus lebih infeksius atau lebih mudah menular 10 kali lipat dari SAR-Cov2 origin (semula), namun belum terbukti menjadi lebih parah (severity).

Dr. dr. Suryadi Nicolaas Napoleon Tatura, Sp. A (K)

Dengan demikian dapat diterjemahkan apabila di Manado terdapat positif COVID19 100 per hari maka dengan adanya virus ini akan menjadi 1000 per hari dan harus akan bertambah menurut deret hitung.

“Artinya dengan interval 2-3 hari akan positif 2000 per hari dan seterusnya. Begitu pula dengan adanya mutasi virus ini maka sebelumnya apabila terdapat angka kematian 1 orang per hari karena Covid-19 maka dengan adanya virus ini angka kematian akan menjadi 10 orang perhari. Dan bertambah menurut deret hitung setiap 2-3 hari,” katanya.

Menurut Dr. dr Suryadi, apabila berdampak pula pada keparahan penyakit(severity of the disease) maka angka kematian akan menjadi lebih banyak lagi. “Makanya harus ada langkah luar biasa untuk menterjemahkan keadaan gawat sekarang ini,” jelasnya.

Protokol 3M Tidak Cukup?

Dijelaskan Dr Suryadi yang juga adalah Koordinator Tim Penanganan Covid-19 RSUP Prof Kandouw bahwa protokol 3M tidak cukup. Harus ada deteksi dini masal dengan pemeriksan Antigen atau PCR untuk kemudian diisolasi.

“Jadi bukan rapid Antibodi karena sudah terlambat atau sudah menjakiti orang lain dahulu. Pemerintah mungkin bisa menggunakan alat baru dari UGM GeNose karena biayanya murah untuk pemeriksaan hanya 25 ribu dibanding PCR 900 ribu. Waktu pemeriksaan 2-5 menit. Sedangkan PCR bisa 1-3 hari terkadang 1 minggu. Sekali periksa bisa lebih dari 10 ribu perhari,” ujarnya.

dr Suryani mengingatkan, bila Isolasi mandiri maka satu rumah ga boleh aktivitas harusnya. Karena rumah penduduk di Indonesia tidak memungkinkan Isolasi mandiri.

“Aktivitas tetap bisa dilakukan oleh orang yang negatif dengan protokol 3M. Masker yang digunakan harus masker medis karena masker scuba yang biasa dipakai perlindungan kurang dari 50% bahkan hanya 10%.

Paling baik adalah setiap melakukan aktivitas di luar rumah dan melibatkan banyak orang seperti di mall, kerja dengan banyak orang harus dilengkapi dokumen bebas COVID19, idealnya.

Semua petugas dan penjual pasar tradisional di skrinig dgn Genose yg hanya 25 rb. Intinya untuk aktivitas melibatkan orang lain tidak serumah harus ada dokumen bebas Covid-19. Setiap layanan harus swadana untuk pemeriksaan bebas COVID19 dengan pengawasan pemerintah.

Menggunakan alat GeNose yg hanya 25 ribu sekali periksa dan butuh waktu 2-5 menit. Rapid test butuh 10-30 menut harga 250-350 rb. PCR 900 rb. Namun kepentingan medis utk diagnosis penyakit harus tetap PCR

” Jadi kalau dalam kendaraan pribadi dengan orang serumah tidak perlu pake masker dan pembatasan penumpang. Tetapi mobil penumpang umum tidak boleh pake AC kecuali ada dokumen bebas COVID19,” tambah dr Suryadi.(Jr)

CATEGORIES
TAGS
Share This