Jadi Irup di Hari Kartini, Rita Tangkudung: Bekerja Dengan Cinta, Jauhkan Kebencian
Foto - Ketua TP-PKK Kota Bitung, Ny. Rita Mantiri Tangkudung, saat Menjadi Irup di Hari Kartini.
SULUTDAILY||Bitung – Pemerintah Kota Bitung gelar upacara KORPRI yang dirangkaikan dengan Hari Kartini ke- 144, Hari Otonomi Daerah ke- 27, dan Hari Kesiapsiagaan Bencana ke- 26, pada hari Rabu (26/04/2023), di Lapangan Upacara Kantor Walikota Bitung.
Ketua TP-PKK Kota Bitung Ny. Rita Mantiri Tangkudung dalam kesempatan tersebut bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup), yang dihadiri oleh para Asisten, Staf Ahli, Seluruh Kepala Perangkat Daerah Jajaran Pemerintah Kota Bitung, Jajaran Pengurus TP-PKK Kota Bitung, Dharma Wanita Persatuan Kota Bitung, dan unsur Forkopimda Kota Bitung.
Mengawali sambutannya, Ketua TP-PKK Bitung Rita Tangkudung menyampaikan, agar kita memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya kita dipertemukan kembali setelah menikmati cuti kerja yang cukup panjang untuk kembali melanjutkan pemberian diri sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki integritas dan komitmen untuk kemajuan bangsa Indonesia dan bagi kemaslahatan Masyarakat Kota Bitung.
“Atas nama Pemerintah, pribadi dan masyarakat Kota Bitung, saya mengucapkan selamat merayakan hari kemenangan, Idul Fitri 1444 Hijriah bagi saudara-saudariku umat islam sekaligus menyampaikan permohonan maaf atas segala khilaf dan kesalahan kami. Selaku pribadi yang adalah manusia biasa, yang tidak luput dari salah dan lupa,” tuturnya.
Lanjutnya, Rita mengatakan bahwa hendaknya energi positif dari momentum Ramadhan dan Idul Fitri yang telah dilalui dapat memperkokoh jalinan tali silaturahmi, terutama dengan rekan sesama ASN. Hal ini sangat penting untuk mengoptimalkan kualitas kinerja dalam memberikan pelayanan yang baik untuk negara dan masyarakat.
“Bekerja dengan cinta jauhkan kebencian” tidak hanya menjadi slogan semata, melainkan benar-benar kita upayakan dan tampak dalam tugas kerja kita sehari-hari.
Setiap tanggal 21 April bangsa Indonesia selalu memperingati Hari Kartini, Pahlawan yang telah memperjuangkan Emansipasi Persamaan Hak Perempuan di Indonesia. Semangat kartini terus hidup sampai sekarang. Ia meninggalkan semangat kesetaraan perempuan di hadapan laki-laki.
“Saat ini sebagaimana kaum laki-laki, perempuan Indonesia mempunyai kesempatan yang sama di bidang sosial, ekonomi, hukum dan politik.” Jelasnya.
Menurut Rita, bahwa Perempuan Indonesia boleh menuntut ilmu setinggi yang bisa diraih, perempuan boleh mencari pasangannya tanpa dipaksa oleh orangtuanya, perempuan boleh menjadi apapun yang dia mau, boleh mengisi berbagai profesi pekerjaan, menjadi pemimpin, atau sebagai ibu rumah tangga, seperti di angankan oleh Kartini.
Kemerdekaan akan menjadikan perempuan memiliki budi pekerti yang baik, kecakapan hidup, dan keterampilan, serta mandiri. Dengan pendidikan, perempuan akan semakin pintar bernegosiasi secara politik untuk mengambil keputusan bagi dirinya.
“Oleh karena itu, saya mengajak seluruh perempuan yang ada di kota Bitung untuk semakin menggali potensi diri, dalam kegiatan positif harus terus dipertahankan dan digelorakan kembali sebagai bagian dari rutinitas kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dimulai dari keluarga, rukun tetangga (Rt), rukun warga (Rw), sampai komunitas organisasi yang lebih besar lagi, termasuk dalam birokrasi pemerintahan,” ucap Rita.
Lanjutnya lagi, saat ini adalah tentang kondisi kebencanaan. Seperti yang disampaikan Presiden RI pada Rakornas penanggulangan bencana 2023, bahwa apa yang ditakuti oleh dunia saat ini bukan lagi pandemi, bukan lagi perang, tetapi yang lebih mengerikan yang ditakuti oleh semua negara adalah perubahan iklim.
Dan perubahan iklim itu menyebabkan frekuensi bencana alam di dunia naik drastis. Peran aktif seluruh pihak pentaheliks (pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, dan media) sangat penting untuk keefektifan pengurangan risiko bencana,
“Artinya masyarakat harus bisa berpartisipasi dalam meningkatkan kapasitas, mulai dari tingkat individu, keluarga, hingga komunitas,” jelas Rita.
Dan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana ini, nanti pada pukul 10.00 Wita Istri Wali kota ini mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam pemukulan tetengkoren, membunyikan sirine ataupun lonceng secara serentak sebagai latihan tanda peringatan dini.
Dan hal tersebut sebagai salah satu kegiatan untuk menyiapkan masyarakat, bagaimana mengedukasi masyarakat, bagaimana memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat untuk langkah-langkah agar mengantisipasi harus menjadi prioritas untuk meminimalisir korban maupun kerugian.
“Pemerintah Kota (Pemkot) dibantu stakeholders lainnya harus membangun modal sosial masyarakat untuk mendorong kemandirian dalam mengurangi risiko bencana.
“Jadi kita tidak hanya berfokus pada fase tanggap darurat, tetapi juga pada fase pencegahan. Hal ini juga menuntut partisipasi perempuan di dalam penanggulangan bencana,” pintanya.
Ketua TP PKK dalam kesempatan tersebut juga menjelaskan bukan hanya akses informasi namun juga dalam sosialisasi, edukasi, advokasi, termasuk mengantisipasi kelompok rentan, pada individu, keluarga, dan komunitas. Dimana perempuan adalah ibu peradaban dan episentrum kehidupan. Sehingga nasib manusia dan generasi mendatang terpengaruh oleh keberadaannya. Seperti yang terangkum dalam buku R. A. Kartini, habis gelap terbitlah terang,
Dan jika perempuan itu berpelajaran, cakap lah dia mendidik anaknya dan lebih, cakap lah dia mengurus rumah tangganya, dan lebih majulah bangsanya,
“Selamat memperingati Hari Kartini, Hari Otonomi Daerah, dan Hari Kesiapsiagaan Bencana. Semoga Tuhan yang Maha Esa Senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada kita sekalian dalam bakti kita untuk Negeri,” tutup Rita.
(ADVETORIAL)