Hengky Honandar Terancam Tidak Bisa Ikut Pada Pilkada 2024 Karena Melanggar Aturan

Hengky Honandar Terancam Tidak Bisa Ikut Pada Pilkada 2024 Karena Melanggar Aturan

Foto-Hengky Honandar Saat Mendaftar di Kantor KPU Bitung

SULUTDAILY||Bitung-Hengky Honandar dipermasalahkan oleh sejumlah praktisi hukum yang ada di kota Bitung terkait pendaftarannya di Pilkada 2024. Alasan Hengky dipermasalahkan karena dianggap terindikasi melanggar aturan terkait pergantian pejabat pemerintahan oleh calon petahana.

Para praktis hukum yakni, Ridwan Mapahena, Nico Walone, Suharto Sulengkampung, dan Paulus Kumentas yang tergabung dalam komunitas yang diberi nama Tim Hukum Peduli Pilkada Bitung 2024 ini menyatakan bahwa Hengky Honandar seharusnya tidak bisa mendaftarkan diri sebagai calon Walikota untuk Pilkada 2024,
 
“Dalam penilaian kami Pak Hengky tidak bisa mencalonkan diri di Pilkada Bitung tahun ini. Dikarenakan beliau terindikasi melanggar ketentuan dalam Pasal 71 Ayat 2 Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada,” kata Ridwan Mapahena yang mewakili rekan-rekannya, Sabtu (31/08/2024) sore tadi.

Perihal keberatan Ridwan Cs merujuk pada pergantian dan pelantikan pejabat di Pemkot Bitung pada tanggal 22 Maret lalu. Agenda itu dianggap sudah menyalahi ketentuan dalam Pasal 71 Ayat 2 undang-undang Pilkada, karena dilakukan tepat enam bulan sebelum tanggal penetapan calon Walikota dan Wakil Walikota oleh KPU,

“Karena Pasal 71 Ayat 2 sudah jelas. Bunyinya seperti ini, “Gubernur atau Wakil Gubernur, Bupati atau Wakil Bupati, dan Walikota atau Wakil Walikota, dilarang melakukan penggantian pejabat 6 (enam) bulan sebelum tanggal penetapan pasangan calon sampai dengan akhir masa jabatan, kecuali mendapat persetujuan tertulis dari Menteri”. Dengan begitu, Pak Hengky yang sekarang berstatus petahana bisa dijerat dengan aturan ini,” katanya.

Ridwan juga menyebut upaya Hengky mendaftar di KPU Bitung sebagai bakal calon di Pilkada sah-sah saja. Ia menghormati upaya itu. Namun demikian, dalam prosesnya nanti KPU dan Bawaslu Bitung harus mengikuti aturan main yang berlaku. Jika memang pencalonan Hengky melanggar aturan, maka yang bersangkutan tidak boleh ditetapkan sebagai peserta Pilkada 2024,

“Kami akan mengawal ini. Dan tadi kami sudah ke KPU Bitung untuk melayangkan aduan terkait status Pak Hengky. Aduan sudah diterima dan kami menunggu tindaklanjutnya. Kami juga sudah mendatangi Kantor Bawaslu Bitung untuk menyampaikan aduan yang sama, tapi karena ada kegiatan di Bawaslu, jadi tidak ada orang. Tapi sudah koordinasi dengan mereka, dan kami diminta datang lagi Hari Senin,” bebernya.

Nico Walone juga dalam kesempatan tersebut ikut berbicara dalam kesempatan itu. Pengacara senior ini mengakui keberatan, pihaknya juga bisa ditujukan ke Walikota Bitung Maurits Mantiri. Namun karena yang Pak Maurits sudah dipastikan tidak mencalonkan diri lagi, maka hanya Hengky yang bisa dijerat dengan ketentuan Pasal 71 Ayat 2 undang-undang Pilkada,
 
“Kalau Pak Maurits maju lagi, maka otomatis beliau juga bisa kena aturan. Tapi ternyata tidak jadi maju, makanya beliau aman. Nah, mengapa hanya Pak Hengky yang jadi sasaran keberatan?, itu dikarenakan sesuai ketentuan dalam Pasal 71 Ayat 2. Di situ jelas ditulis Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota. Itu artinya Walikota dan Wakil Walikota bisa kena aturan itu kalau mencalonkan diri lagi. Dalam hal ini karena ada pelantikan pejabat di Pemkot Bitung yang diduga melanggar aturan, maka Wakil Walikotanya bisa kena,” imbuhnya.
 
Nico pun menyentil konsekuensi yang timbul jika indikasi pelanggaran yang dilakukan Hengky terbukti. Konsekuensinya adalah Hengky bisa gagal maju di Pilkada karena didiskualifikasi. Hal itu kata dia, sesuai ketentuan dalam Pasal 71 Ayat 5 Undang-Undang Pilkada,
 
“Sanksinya diatur jelas dalam Pasal 71 Ayat  5. Pasal itu berbunyi “Dalam hal Gubernur atau Wakil Gubernur, Bupati atau Wakil Bupati dan Walikota atau Wakil Walikota selaku petahana melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) dan Ayat (3), petahana tersebut dikenai sanksi pembatalan sebagai calon oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.” jadi clear ya, materi keberatan kami sesuai ketentuan dalam Undang-Undang Pilkada,” tutupnya.

(romo)

CATEGORIES
TAGS
Share This