Hari Ini FGD GAMKI Sulut Bertajuk ‘Strategi Penanganan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan’
SULUTDAILY||Manado- Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia GAMKI Sulut akan menggelar FGD bertajuk ‘Strategi Penanganan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan’ Rabu (29/11/2017) di Kantor Penghubung Komisi Yudisial, Manado pukul 11.00 Wita.
Departemen Perempuan dan Anak GAMKI Sulut berpendapat bahwa angka kekerasan terhadap perempuan di Sulawesi Utara bermain di garis atas grafik. Kondisi ini diperparah dengan proses penyelesaian kasus yang masih ‘jauh panggang dari api’. Perspektif para penegak hukum dalam menangani kasus jadi salah satu persoalan serius.
Catatan Tahunan (Catahu) yang diluncurkan Swara Parampuang Sulut, 21 April 2017, yang merupakan catatan pendokumentasian berbagai kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan dan ditangani oleh lembaga non pemerintah, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Sulut, Unit PPA Polda Sulut, RS Bhayangkara Manado dan data pantauan media yang dilakukan Swapar.
Data kasus yang didampingi P2TP2A Provinsi Sulut, 131 kasus. Dengan rincian, kekerasan seksual 54 kasus (41%), KDRT 46 kasus (35 % fisik dan psikis) serta kekerasan lainnya 31 kasus. Kasus selesai berjumlah 86 kasus (66%), dalam proses 45 kasus (34%).
Catatan Unit PPA Polda Sulut, kasus kekerasan seksual ada 42 kasus. Dengan rincian cabul/ persetubuhan 28 kasus, trafficking 5 kasus, pemerkosaan 9 kasus. KDRT (fisik dan penelantaran) 15 kasus, perbuatan tidak menyenangkan 2 kasus, pembunuhan 1 kasus.
Sementara data perempuan korban kekerasan yang dilayani oleh RS Bhayangkara untuk layanan visum selama tahun 2016, kekerasan seksual 263, kekerasan fisik 165.
Untuk data kekerasan terhadap perempuan pantauan media yang dilakukan Swara Parangpuan selama 2016, berjumlah 345 kasus. Kasus kekerasan seksual 269 kasus (78%), dengan rincian perkosaan 172 kasus, pelecehan seksual 38 kasus, trafficking/eksploitasi seksual 32 kasus, percobaan perkosaan 15 kasus, kontrol seksual 12 kasus. KDRT (fisik dan psikis) 76 kasus (22%).
Dalam melakukan pendampingan, korban diberikan layanan yang menyeluruh dan berkelanjutan. Dari awal korban melapor, melakukan konseling, mendampingi proses hukum hingga korban mandiri. Namun dalam prosesnya, sederet kendala masih menghadang dalam melakukan pendampingan. Antara lain, di tingkat aparat penegak hukum (Polisi, Jaksa, Hakim) belum semua memiliki perspektif korban, kurangnya pemahaman terhadap kebijakan terkait hak perempuan korban seperti UU Perlindungan Anak, UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, UU Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
Ketua DPD GAMKI Sulut Meidy berharap FGD yang melibatkan pihak-pihak terkait ini dapat memberi sumbangsi dalam menurunkan angka kekerasan yang terjadi. ” FGD ini akan mendiskusikan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan kelompok rentan diskriminasi. Melakukan evaluasi kebijakan perlindungan perempuan dan kelompok rentan diskriminasi yang dilakukan sejauh ini. Merumuskan strategi penangan kasus tindak kekerasan terhadap perempuan dan kelompok rentan diskriminasi. Kemudian
merumuskan resolusi dan rekomendasi tentang penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan kelompok rentan diskriminasi sebagai sumbangsi bagi pemerintah, agama dan masyarakat,” kata Tinangon didampingi Nadine Sulu
Ketua Tim Kerja FGD Nadine Sulut menjelaskan dengan hasil FGD nanti GAMKI Sulut akan mengawal kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perempuan dan kelompok rentan diskriminasi. ” GAMKI juga akan mengawal kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah dilakukan secara transparan, akuntabel serta partisipatif dengan melibatkan kaum perempuan dan kelompok rentan diskriminasi,”kata Nadine.
Rencananya FGD ini akan dihadiri Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Anak Pemprov Sulut Ibu Mieke Pangkong, Peggy Mekel, Feybe Lumanaw Cesilia Rorong (DPD GAMKI) Jull Takaliuang (KPAI) Moen Djenaan Nur Hasanah (Swara Parangpuan) Linda Raihanda Ibrahim (Gerakan Cinta Damai) Jeane Rondonuwu (Aktivis Perempuan) Marhaini Marhaeni Mawuntu (Aktivis perempuan dan anak) Pricillia Sandy Runtu (Pemuda Katholik) Ruth Ketsia Wangkay Evie Rawung Marlyn Wongkar (PERUATI) Aryati Rahman (LBH Manado) Meiske Liando (Akademisi) Denni Pinontoan (Teolog) Agustine Augustien Kaunang (Teolog) Fredy Sreudeman Wowor (Budayawan) Rikson Childwan Karundeng (Jurnalis) Yoseph E Ikanubun (AJI Manado) Rivo Gosal (AMAN Sulut) Victor Runtu (BEM Unpi) Dinas P3A Manado, Sekolah Setara Manado, DPC Minsel, Bitung, Manado.(Jr)