Harga Bahan Makanan Turun, Sulut Deflasi IHK Bulanan
SULUTDAILY|| Manado- Provinsi Sulawesi Utara pada bulan September 2019 mencatatkan deflasi sebesar 1,03% (mtm) lebih rendah dibandingkan perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) Nasional yang juga tercatat deflasi sebesar 0,27% (mtm).
Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Sulawesi Utara
Arbonas Hutabarat,
berlanjutnya deflasi hingga bulan September tersebut menyebabkan inflasi tahun kalender dan inflasi tahunan Sulut turun ke level 0,90% (ytd) dan 3,63% (yoy), kembali on track pada sasaran inflasi tahun 2019.
“Tingkat inflasi tersebut juga tercatat lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar -0,79% (mtm) maupun rata-rata inflasi bulan September selama 5 tahun terakhir (2014-2018) sebesar -0,38% (mtm),” jelas Arbonas melalui rilis BI Selasa (01/10/2019).
Meskipun kembali mengalami deflasi, namun deflasi Sulawesi Utara bulan September relatif lebih rendah dibandingkan deflasi bulan Agustus 2019. Secara spasial, Kota Manado menjadi kota dengan tingkat deflasi tertinggi di Pulau Sulawesi. Deflasi bulanan Sulut yang terjadi dalam tiga bulan berturut-turut, belum cukup besar untuk membawa tingkat inflasi tahunan Sulut ke level di bawah tingkat inflasi nasional yang saat ini tercatat sebesar 3,39% (yoy).
Penurunan harga Kelompok Bahan makanan yang tercatat deflasi sebesar 4,27% menjadi faktor utama terjadinya deflasi IHK Sulut bulan September 2019. Kelompok bahan makanan memberikan kontribusi deflasi sebesar 1,04% (mtm) dari total deflasi Sulut sebesar 1,03% (mtm).
Tomat Sayur kembali menjadi komoditas utama penyumbang deflasi dengan kontribusi deflasi pada September 2019 sebesar 1,02(mtm) sebagai dampak turunnya harga tomat akibat melimpahnya pasokan. Melimpahnya pasokan tomat di pasaran tersebut tidak diikuti dengan peningkatan permintaan sehingga harga kembali mengalami penurunan di bulan September 2019.
Harga tomat pada September 2019 tercatat menjadi yang terendah di tahun 2019 hingga ke level harga di bawah harga tomat bulan April 2019.
Selain tomat sayur, komoditas strategis inflasi Sulawesi Utara lainnya yaitu Bawang Merah juga mempunyai andil terhadap deflasi bulan September, dengan kontribusi deflasi sebesar 0,12% (mtm).
“Sebaliknya, harga komoditas cabai rawit yang mulai menunjukkan pe nurunan secara nasional pada bulan September tidak diikuti dengan pergerakan harga yang sama di Sulut. Komoditas cabai rawit tercatat memberikan tekanan inflasi dengan andil inflasi sebesar 0,14%(mtm) dan menjadi komoditas utama yang menahan deflasi Sulut lebih dalam,” kata Arbonas. (Jr)