Gospel Overseas Studio Nasional, Mengabarkan Injil Tanpa Batas

Rev John Hartman, Saluran Berkat Bagi Indonesia (2)
SULUTDAILY|| Manado- Setelah berbagi visi, dan bertemu dengan kerabatnya, akhirnya ia pun mendirikan sebuah pelayanan media dengan nama GO Studio. “Oleh anugerah Tuhan, pelayanan perdana GO Studio melalui televisi dan radio terwujud pada bulan Desember 1991 di antaranya di RCTI, TVRI Nasional dan daerah hingga tahun 2015 “, kata Hartman.

Bukan hanya itu saja, pasangan John-Mary juga aktif dalam pelayanan ke seluruh wilayah Indonesia, yaitu kegiatan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang tidak jarang harus menghadapi banyak tantangan. Berkat kerja keras dan kemurahan Tuhan, Hartman juga dipercayakan untuk terlibat dalam pendirian stasiun televisi lokal, yang salah satunya ada di Sulawesi Utara, di Jakarta, dan dua stasiun radio.

John HartmanSejak kecil, Hartman sebenarnya tak pernah berpikir untuk menjadi pendeta. Namun pada suatu hari Roh Kudus berbicara padanya dan menyuruh ia total mengabdi pada penginjilan. Awalnya ia menolak, tapi kemudian ia jatuh sakit. Sebagai penginjil, Hartman mendapat panggilan pelayanan media, yaitu televisi dan radio di Amerika, yang dirintisnya sejak tahun 1978. Atas panggilan ini dia berhasil mendirikan sebuah stasiun televisi di Amerika yang tetap eksis sampai hari ini. Pengalaman dari Negeri Paman Sam inilah yang dikembangkannya di Indonesia, dan ia menjadi perintis pelayanan melalui media, yang kini banyak diikuti yang lainnya.

Ketika pertama kali GO Studio tampil dalam siaran rohani di televisi swasta, Hartman berada di belakang layar, memberi pengarahan pada beberapa stafnya yang belum berpengalaman, mulai dari sopir, office boy sampai pada petugas kebersihan. “Kami benar-benar memulai dari nol, merekrut karyawan GO Studio pun dari bawah. Saya bahagia sekali karena beberapa di antara mereka kini sudah maju”, katanya mengenang masa lalu.

Dimata anak didiknya Rev.John Hartman dikenal sebagai sosok yang tegas, tidak takut, memiliki kemauan utk maju dan selalu memberikan petunjuk dan melatih anak didiknya untuk bisa melakukan banyak hal. “Kalian harus bisa melakukan berbagai hal, terus belajar karna di mana ada kemauan Tuhan akan tunjuk jalan, “ujar John Hartman yang dikaruniai 5 anak, 14 cucu dan 9 cicit.

Rev. John Hartman dan Marry saat masih muda

Rev. John Hartman dan Marry saat masih muda

Menurut salah seorang anak didiknya yang juga kini sebagai penginjil Ev. Hence Karamoy mengatakan bahwa sosok pak John bukan hanya sebagai ayah juga teladan dan panutan serta selalu mengajarkan anak didiknya utk berani melakukan terobosan dan terus belajar. “Pak John tidak pernah menyerah bahkan beliau katakan utk pelayanan sampe merangkakpun dia akan tetap menyampaikan firmanNya.  Hal lain disampaikan kepala cabang go manado Herman Mambu yang di kantor cabang memiliki media gotv, radio country dan pelayanan doa. Menurut Harman mambu. Pak John setiap kali datang selalu mengajak ketemu keluarga besar go cabang terutama anak anak kecil. “Pak John paling suka makanan manado yakni cakalang dan mujair danau Tondano, “tambah Carla Djohar salah satu pimpinan yayasan. Saat muncul pertama kali, acara ini mendapat sambutan gembira masyarakat Indonesia khususnya yang beragama Kristen.

Nuansa yang ditampilkan pada acara itu berbeda dengan siaran rohani sebelumnya. Dengan gaya talk show berikut setting ruangan yang segar serta siraman lagu-lagu pop rohani, membuat acara itu sangat hidup. Di akhir acara, biasanya pemimpin renungan mengajak pemirsa berdoa bersama dari jarak jauh terutama bagi mereka yang sakit dan yang sedang dalam berbagai pergumulan hidup.

Lalu, setelah beberapa tahun GO Studio tampil di televisi swasta dengan acaranya yang khas itu, barulah Rev John Hartman sendiri yang membawa acara renungan Firman Tuhan. John Hartman didampingi oleh Mary Tambingon, sebagai penerjemah. GO Studio kemudian dikenal sebagai GOSN (Gospel Overseas Studio Nasional).

Nama John Hartman sangat melekat pada GOTN, atau sebaliknya. Sebagai founder atau perintis, pria kelahiran Makassar itu ingin terus melayani di negeri ini sampai ia disuruh pulang Tuhan ke negeri asalnya. “Kami membawa satu koper baju ketika datang maka kami akan pulang membawa satu koper baju pula. Di sini, kami mencari jiwa bukan mencari materi. Saya menabung di surga”, katanya tegas.(Jr/HK/selesai)

CATEGORIES
TAGS
Share This