Dugaan Ekspolitasi Pelajar SMP Nasional Kahuku, LPA Lapor ke Dinas PPPA Minut

Dugaan Ekspolitasi Pelajar SMP Nasional Kahuku, LPA Lapor ke Dinas PPPA Minut

AIRMADIDI, SULUTDAILY – Kasus ekspolitasi pelajar yang diduga dilakukan Kepala Sekolah SMP Nasional Kahuku, Kecamatan Likupang Timur, terus dikawal Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Minahasa Utara dan juga LPA Provinsi Sulut. Setelah melakukan koordinasi dengan sejumlah masyarakat terkait dan Polsek Likupang, Sabtu (16/03/2019), LPA Minut melaporkan hal ini ke Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Minut.


“Kasus ini akan kami kawal dan kami memang sudah bekerjasama dengan aparat serta semua pihak terkait untuk mengusut tuntas perihal dugaan ekspolitasi tenaga sejumlah pelajar SMP Nasional Kahuku. Laporan ini juga sudah disampaikan kepada Kepala Dinas PPPA Minut dan akan ditindaklanjuti,” ungkap Ketua LPA Minut Deiby Pangemanan melalui Sekretaris Lenny Makalew dan Bendahara Hesty Runtukahu, Minggu (17/03/2019).


Menurut Hesty, LPA Minut selalu tanggap dengan setiap laporan terkait perlindungan anak bahkan kasus ini terus dikawal kendati hanya merupakan ‘laporan viral’ dari media sosial. “Tentunya kita menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah dan kami yakin kebenaran akan selalu menang walaupun butuh waktu. Kami berharap kasus seperti ini tidak terjadi apalagi di dunia pendidikan,” kata aktivis perempuan ini.

Kepala Dinas PPPA Minut Jofieta Supit, saat dihubungi mengatakan masalah seperti ini pasti ditindaklanjuti Pemerintah Kabupaten Minut. Pihaknya juga mencatat sudah kedua kalinya ada laporan seperti ini dari sekolah tersebut bahkan tahun lalu pihaknya, Sekretaris Daerah dan tim dari Dinas Pendidikan Minut turun ke lokasi untuk menyelidiki laporan seperti ini. “Masalah ini akan kami tindaklanjuti,” katanya.

Sementara itu, Ketua LPA Provinsi Sulut, Jull Takaliuang mengecam tindakan guru apalagi kepala sekolah yang menyalahgunakan tenaga siswanya untuk kepentingan pribadi. “Laporan ini akan kami selidiki dan sekolah tersebut dalam pengawasan kami,” ujar pejuang hak perempuan dan anak yang sudah banyak meraih penghargaan ini.

Seperti diberitakan sebelumnya, saat dikonfirmasi Kepala Sekolah Nasional Kahuku Bapak Lansus Ruitang membantah tudingan atas dirinya. Ia mengatakan hanya meminta tolong siswa yang ingin membantu mengangkat kayu-kayu milik gereja dari pinggir pantai ke pekarangan rumahnya. Tahun 2017 silam kasus seperti ini pernah terjadi, tercatat dalam pemberitaan beberapa media online, Lansus juga pernah dilaporkan karena memanfaatkan tenaga siswanya saat jam sekolah untuk mengangkat kayu dan bambu juga membersihkan makam (kuburan, red).


Dugaan ekploitasi pelajar ini terkuak dari postingan video di media sosial yang jelas memperlihatkan sejumlah siswa sedang mengangkat balok-balok kayu. Dari postingan tersebut terkuak kecaman-kecaman warga lainnya terkait perintah Kepala Sekolah SMP Nasional Kahuku yang diduga menyuruh sejumlah siswa-siswinya untuk mengangkat balok kayu dengan jarak cukup jauh.  (tim)

CATEGORIES
TAGS
Share This