
Cara ‘Rumah Kopi’ untuk Tetap Eksis Sambil Cegah Virus Corona
Sulutdaily|| Jakarta – Restoran, kafe atau kedai kopi yang di Manado lebih dikenal dengan istilah ‘rumah kopi’ saat ini, banyak yang harus tutup sementara bahkan permanen karena merebaknya virus corona. Padahal, selain tempat untuk makan dan minum, rumah kopi merupakan tempat nongkrong untuk mengatasi kepenatan.
Memasuki era normal baru kendati masih ada pembatasan fisik di kota-kota besar namun sejumlah tempat usaha kuliner mulai mencoba eksis dengan ‘menyesuaikan diri.’
Menyitir Bisnis.com dan tempo.co, penyedia produk dan jasa hotel, restauran, dan kafe, Toffin Indonesia, memberikan rekomendasi kepada pelaku usaha rumah kopi untuk meminimalkan penyebaran wabah virus corona.
Inilah langkah-langkah yang bisa dilakukan rumah kopi, untuk mencegah penyebaran virus corona dari Ario Fajar, Head of Marketing Toffin Indonesia.
1. Cangkir sekali pakai (disposable cup)
Pengusaha kedai kopi atau rumah kopi dapat mengambil langkah dengan hanya menyajikan minuman dengan menggunakan disposable cup yang langsung dibuang setelah dipakai.
2. Tidak menggunakan tumbler
Untuk sementara pengunjung tidak bisa menggunakan tumbler baik untuk dine-in atau take away. Langkah ini diyakini dapat menekan penyebaran virus.
3. Jaga jarak aman
Berlakukan jarak bagi pelanggan yang sedang mengantre untuk memesan minuman. Anjuran pemerintah jarak antarorang dapat dilakukan sekitar satu meter lebih.
4. Masker bagi pelayan dan barista
Baik pelayan ataupun barista wajib menggunakan masker selama bertugas. Selain memberi keyakinan kepda pembali, upaya ini juga sebagai perlindungan diri pekerja.
5. Hand sanitizer dan disinfektan
Pastikan ketersediaan hand sanitizer di beberapa sudut kedai atau cashier desk hingga penyemprotan disinfektan yang bisa dilakukan sebelum dan setelah toko beroperasi
6. Thermometer
Pasang thermometer gun di pintu masuk utama kedai dengan menempatkan satu orang sebagai petugas. Apabila kedai memiliki banyak akses, maka usahakan mengurangi akses masuk dan keluar sehingga pemantauan bisa dilakukan dengan maksimal.
7. Komunikasi dengan konsumen
Di atas itu semua, komunikasikan prosedur tersebut dengan bahasa dan penyampaian yang jelas dan sopan, sehingga pelanggan mengerti dan merasa nyaman. (yr)