Apa Adanya, Perayaan Natal dan Tahun Baru di Zona Merah Covid-19
SEBAGIAN warga Kristiani Sulawesi Utara memilih beribadah Natal 25 Desember melalui virtual.Tradisi perayaan yang berubah, namun tak merubah makna yang terkandung dalam perayaan tersebut. Demikian halnya dengan menyambut tahun baru 2021. Nuansa kesederhanaan, tak ada kerubungan di Gereja, open house dan kerumunan semarak pesta petasan. Nikmat sebuah perayaan dalam zona Merah Covid-19.
” Puji Tuhan, walaupun dalam masa pandemi Covid-19 namun masih boleh merayakan Natal bersama keluarga.
Perayaan tahun ini begitu berbeda, tapi tidak sedikitpun mengurangi sukacita dan rasa syukur atas kelahiran Sang Juru Selamat umat manusia,” dr Hiskia Sembel yang memilih merayakan Natal bersama keluarga di rumah saja dibilangan Tamansari Metropolitan Manado.
Tradisi berjabatan di Hari Natal terganti dengan ucapan selamat di media sosial. ” Meski tak bertemu dan tak berjabat tangan , karna Pandemi Covid-19 membuat pembatasan. Tapi dari media ini kami menyapa lembut semua sahabat Kristiani, mari kita maknai Natal Yesus, dengan Hati yang penuh syukur dan sukacita karna Dia telah lahir untuk kita , dan oleh Dialah kita beroleh Keselamatan Kekal,” demikian tulisan keluarga Walikota Manado Vicky Lumentut di laman FB.
Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey menggelar rapat bersama dengan jajaran Forkopimda dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulut dalam rangka menyambut Natal dan Tahun Baru (Nataru) di tengah pandemi Covid-19 yang berlangsung Kantor Gubernur, Senin (21/12/2020).
Dalam arahannya, Gubernur Olly menjelaskan bahwa perayaan Natal dan Tahun Baru di rumah ibadah tetap ada dengan dibatasi hanya untuk pengurus gereja saja.
“Kita tidak menutup tetapi meminta penyelenggaraan di rumah-rumah ibadah dibatasi pada pengurus-pengurus. Artinya kalau jemaatnya silahkan live streaming dari rumah masing-masing sehingga kita bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini,” kata OD.
Keputusan penyelenggaraan ibadah Natal dan Tahun Baru bagi jemaat di rumah masing-masing merupakan keputusan dari hasil pertemuan dengan Forkopimda dan gugus tugas Covid-19 demi menekan laju penyebaran Covid-19.
Gereja dituntut menjadi teladan dalam memberikan edukasi yang baik bagi masyarakat dalam memerangi pandemi Covid-19 dan merayakan Natal dan Tahun Baru dengan penuh kesederhanaan.
“Kepada seluruh masyarakat untuk merayakan hari Natal dan Tahun Baru mari kita lakukan sesederhana mungkin sehingga manfaat yang kita rasakan berdampak sangat baik bagi kita,” kata Olly didampingi jajaran Forkopimda Sulut usai melaksanakan patroli sekaligus sidak sebagai tindak lanjut dari apel gelar pasukan operasi lilin terkait kesiapan Nataru di Manado, Rabu (23/12/2020).
Pos Terpadu Pemeriksaan Covid-19
Perang terhadap Covid-19 juga serius di lakukan pihak kepolisian Sulut. Mengantisipasi lonjakan penyebaran covid-19 saat pergantian tahun, Polda Sulut dan jajaran membentuk Pos Terpadu Pemeriksaan Covid-19.
Pos tersebut didirikan di lokasi strategis di pinggir jalan, yang merupakan akses masuk di perbatasan Kabupaten dan Kota.
Khusus Kota Manado sendiri yang setiap tahun dijadikan lokasi favorit warga dan pusat merayakan malam pergantian tahun, diperketat dengan didirikan 7 Pos di pintu masuk Kota.
Pos-pos yang dibangun di sekitar Kota Manado diantaranya Pos di Pantai Malalayang, Pos persimpangan Citra Land, Pos persimpangan depan Giant Kairagi, Pos pintu keluar tol Manado-Bitung, Pos Interchange Minut, Pos jalur terowongan ringroad dan Pos persimpangan jalan Tanawangko.
Wakapolda Sulut Brigjen Pol Rudi Darmoko, Rabu (30/12/2020) siang meninjau langsung pos di Malalayang dan memberikan semangat dan motivasi kepada petugas yang sedang melaksanakan tugas.
Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol Jules Abraham Abast mengatakan, setiap Pos Pemeriksaan ditempati oleh kurang lebih 30 personel gabungan dari Polri, TNI, Pol PP, Dinas Kesehatan dan BPBD. Di lokasi juga disiapkan alat rapid tes, mobil ambulance, thermo scan, traffic cone dan senter.
“Petugas akan melakukan pemeriksaan suhu badan dan pemeriksaan surat rapid tes antigen terhadap para pelintas. Bila tidak ada keterangan tersebut, warga diarahkan untuk kembali ke daerah asal,” ucap Kombes Pol Jules Abraham Abast.
Demikian pula bila suhu tubuh saat diperiksa melebihi 37,3 derajat celsius, maka akan dilaksanakan rapid tes di tempat. Dan apabila hasilnya reaktif maka akan diarahkan untuk karantina mandiri.
“Pos Terpadu Pemeriksaan Covid-19 ini beroperasi sejak 29 Desember 2020 hingga 1 Januari 2021. Dalam pelaksanaannya tetap mengedepankan Gugus Tugas sebagai pelaksanan tugas,” ujar Kabid Humas Kombes Pol Jules Abraham Abast sambil menambahkan kegiatan serupa juga dilaksanakan oleh Polres-Polres yang ada di jajaran.
Tak hanya pembatasan wilayah, Kapolda Sulawesi Utara Irjen Pol RZ Panca Putra juga mengimbau kepada seluruh masyarakat agar merayakan pergantian tahun secara sederhana dan tetap mematuhi protokol kesehatan guna memutus rantai penyebaran covid-19.
Kapolda mengajak kepada semua pihak untuk dapat melewati malam pergantian tahun dengan kesederhanaan, tidak menggelar pesta, tidak melakukan arak-arakan atau konvoi, tidak menyalakan petasan yang dapat mengganggu warga serta tetap mematuhi protokol kesehatan.
“Jika didapati ada yang melanggar, kita akan memberikan peringatan. Jika tindakan peringatan tidak ditaati, aturan hukum itu ada bagaimana kita menghadapi masyarakat yang tidak menaati apa yang kita imbau kepada masyarakat,” tegas Irjen Pol RZ Panca Putra.
Apalagi katanya, saat ini Kapolri sudah mengeluarkan 2 Maklumat terkait kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan pencegahan covid-19, yaitu Maklumat Nomor 3/IX/2020 saat menghadapi Pilkada Serentak dan Maklumat Nomor 4/XII/2020 saat menghadapi libur Natal dan Tahun Baru. Serta Surat Edaran Gubernur Sulawesi Utara tentang pelaksanaan Natal dan pergantian tahun di masa pandemi covid-19 di Sulut.
“Ini harus kita patuhi bersama untuk mencegah terjadinya penyebaran covid-19 karena Keselamatan Rakyat adalah panglima tertinggi,” ucap Irjen Pol RZ Panca Putra.
Covid-19 Bermutasi, Virus lebih Infeksius
Terkait dengan kondisi Pandemi Covid-19 di Sulut, Dokter Anak Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropis yang merupakan anggota American Society of Tropical Medicine and Hygiene (ASTMH) dan anggota European Society Pediatric Infection Disease (ESPID) Dr. dr. Suryadi Nicolaas Napoleon Tatura, Sp. A (K) mengatakan mutasi dari SAR-Cov2 (virus COVID19) D614G di protein S menyebabkan virus lebih infeksius atau lebih mudah menular 10 kali lipat dari SAR-Cov2 origin (semula), namun belum terbukti menjadi lebih parah (severity).
” Apabila di Manado terdapat positif Covid-19 100 per hari maka dengan adanya virus ini akan menjadi 1000 per hari dan harus akan bertambah menurut deret hitung. Artinya dengan interval 2-3 hari akan positif 2000 per hari dan seterusnya. Begitu pula dengan adanya mutasi virus ini maka sebelumnya apabila terdapat angka kematian 1 orang per hari karena COVID19 maka dengan adanya virus ini angka kematian akan menjadi 10 orang perhari. Dan bertambah menurut deret hitung setiap 2-3 hari,” jelasnya.
Dijelaskan Dr Suryadi yang juga adalah Koordinator Tim Penanganan Covid-19 RSUP Prof Kandouw bahwa protokol 3M tidak cukup. Harus ada deteksi dini masal dengan pemeriksan Antigen atau PCR untuk kemudian diisolasi.
“Jadi bukan rapid Antibodi karena sudah terlambat atau sudah menjakiti orang lain dahulu. Pemerintah mungkin bisa menggunakan alat baru dari UGM GeNose karena biayanya murah untuk pemeriksaan hanya 25 ribu dibanding PCR 900 ribu. Waktu pemeriksaan 2-5 menit. Sedangkan PCR bisa 1-3 hari terkadang 1 minggu. Sekali periksa bisa lebih dari 10 ribu perhari,” ujarnya.
87 Positif Covid-19 di Akhir 2020
Satgas Covid-19 Sulut mengupdate kondisi epidemiologis Covid 19 di Sulawesi Utara hari ini Kamis ( 31/12/2020), hari terakhir di tahun 2020 dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid 19 bertambah 87 kasus baru. Sehingga totalnya 9.670 Orang.
Menurut Jubir Satgas Covid-19 Sulut dr Steaven Dandel MPH bahwa yang sembuh hari ini berjumlah am 71. ” Sembuh sudah 7.130 Orang,” kata dr Dandel sambil menambahkan Angka Kesembuhan Covid 19 di Sulawesi Utara per 31 Desember 2020 adalah 73,73% dan Angka Kematian (Case Fatality Rate) sebesar 3,2%. Kasus aktif sebesar 23,07 %.(Jeane Rondonuwu)