Amanda Tampomuri Perempuan Asal Manado yang Pertama Meneliti Tentang Design Bom Dr. Azahari
SULUTDAILY||JAKARTA – Nama lengkapnya Flamanda Jeine Tampomuri, S.Pd (24) berstatus mahasiswa Program Studi Kajian Terorisme, Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (UI). Ia melanjutkan studi setelah lulus strata satu (S1) dari Universitas Negeri Manado (Unima) tahun 2017 dari Jurusan Matematika.
Gadis Manado yang biasa disapa Amanda atau Manda ini, hijrah ke Jakarta untuk mengambil gelar strata duanya (S2) ini, menjadi wanita pertama dan mungkin orang pertama yang meneliti tentang design bom Dr. Azahari atau sering disebut Bom Signature Dr Azahari di Indonesia, bahkan di dunia. Ketertarikannya tentang masalah terorisme membuat ia ingin meneruskan studinya ke tingkat Doktor.
Tokoh Masyarakat Sulut Benny Mamonto yang kebetulan juga menjadi salah satu dosen penguji ujian tesisnya, memberikan apresiasi kepada gadis kelahiran Tomohon, 31 Januari 1995 silam ini.
“Masyarakat Sulut patut berbangga memiliki Wewene yang berprestasi dan memiliki keahlian di bidang yang sangat langka di Indonesia, bahkan di dunia,” ungkapnya, Selasa (17/12/2019).
Rekam jejak Wewene Kawanua ini menunjukkan bahwa ia memiliki 3 (tiga) kriteria sebagai seorang Noni Kawanua berprestasi yaitu Brain, Beauty, and Behaviour.
Pada tanggal 17 Desember 2019 Ia telah mempertahankan tesisnya dengan judul “Aksi Teror Kelompok Al-Jamaah Al-Islamiyah: Penggunaan Bom Signature oleh DR Azahari”. dihadapan Dewan Penguji yang terdiri dari M. Syaroni Rofii, MA, PhD, Mohamad Syauqilah, MSi, PhD, Prof. Dr. Asep Usman Ismail, Dr. Eko Meinarno dan Dr. Benny J. Mamoto. Ia dinyatakan lulus.
“Ia menjadi mahasiswa Kajian Terorisme yang menempuh studi paling cepat selesainya, hanya 3 (tiga) semester dan menyelesaikan penelitian serta ujian tesis juga tercepat, memecahkan rekor sebelumnya atas nama Indi,” ungkap Mamonto.
Amanda dikenal aktif dan berprestasi dalam berbagai kegiatan organisasi dilingkungan almamaternya di Unima, seperti Noni Unima “Intelegensia” 2015 dan juga di bidang kesenian, Kolintang, Maengket, Peragaan Busana dan lainnya.
Ia mendaftar dan mengikuti test di Universitas Indonesia bulan Februari 2018, dan memilih Program Studi Kajian Terorisme, Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia. Ia mulai kuliah September 2018 dan selesai Desember 2019. (*/yr)