
BI Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara 2026
SULUTDAILY|| Manado- Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara menggugah perhatian pemerintah dan pemangku kebijakan agar dapat merumuskan strategi yang tepat dalam menghadapi tantangan ekonomi melalui acara High Level Event Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025 Jumat, (28/11/2025) aula KPw BI Sulut.
Deputi Direktur KPw BI Sulut Renold Asri mengungkapkan dengan optimisme dan sinergi yang erat selama ini, perekonomian Sulawesi Utara pada tahun 2025 diprakirakan akan tumbuh pada kisaran 5,3%–6,2% (yoy). Secara keseluruhan, perbaikan kinerja ekonomi pada tahun 2025 diprakirakan didorong oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor.
‘’Pada tahun 2026, perekonomian daerah diprakirakan tetap berada pada tren peningkatan, didorong oleh penguatan konsumsi rumah tangga serta konsumsi pemerintah. Kinerja ekonomi juga akan ditopang oleh berbagai sektor pendukung program Makan Bergizi Gratis dan swasembada pangan, khususnya sektor Pertanian dan Industri Pengolahan, serta percepatan pembangunan infrastruktur yang diperkirakan mendorong aktivitas pariwisata dan perdagangan,’’kata Renold.
Inflasi IHK Sulawesi Utara pada tahun 2025 diprakirakan tetap berada dalam sasaran nasional 2,5%±1%. Tekanan utama kenaikan harga berasal dari peningkatan konsumsi masyarakat khususnya dalam periode HBKN Nataru di akhir tahun 2025, serta tren kenaikan harga emas global.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2025, target inflasi Nasional pada tahun 2026 hingga 2027 masih tetap 2,5%±1%. Oleh karena itu, diperlukan sinergi dan berbagai langkah strategis untuk menjaga pada rentang dimaksud.
Menurut Renold, strategi mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga inflasi akan menjawab berbagai tantangan ke depan. ‘’Upaya menjaga inflasi tetap rendah dan stabil perlu terus diperkuat melalui sinergi dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang merupakan bentuk kolaborasi nyata antara Bank Indonesia, Pemerintah Pusat, dan Pemerintah Daerah dalam menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan,’’ujarnya.
Di Sulawesi Utara, sinergi tersebut diperkuat melalui Keputusan Gubernur Nomor 53 Tahun 2024 yang menetapkan pembentukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Penyusun Neraca Pangan sebagai langkah strategis pengendalian inflasi. Koordinasi pengendalian inflasi dijalankan melalui pendekatan 4K yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.
BI berpendapat, mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara, diperlukan penguatan berbagai langkah strategis, terutama melalui sinergi promosi investasi, perdagangan, dan pariwisata. Mengingat peran investasi dan ekspor sangat strategis sebagai motor utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Sulut yang lebih tinggi.
BI Sulut bersama Pemda telah memiliki wadah Regional Investment Relations Unit (RIRU) sebagai pusat layanan informasi dan promosi peluang investasi bagi investor dan eksportir prominen dari dalam maupun luar negeri. Sinergi penguatan realisasi investasi dilakukan melalui berbagai kegiatan yang menjaring dan mendorong proyek investasi potensial Sulut yang clean and clear atau Investment Project Ready to Offer (IPRO) ke investor.
‘’BI Sulut juga terus mendorong pengembangan ekonomi inklusif dan penguatan daya saing UMKM lokal melalui kegiatan promosi perdagangan di tingkat regional, nasional, hingga internasional, dengan mengikutsertakan komoditas unggulan Sulut mulai dari wastra, makanan minuman olahan, kopi, kerajinan/kriya, hingga rempah. Sepanjang tahun 2025 BI Sulut telah mendorong tercapainya 8 MoU dan 2 LoI, serta pencapaian penjualan promosi perdagangan sebesar Ro 460 miliar rupiah,’’ kata Renold. (Jr)
![]()

