700 Ribu Pengunjuk Rasa di London Minta Referendum Soal Kesepakatan Brexit

700 Ribu Pengunjuk Rasa di London Minta Referendum Soal Kesepakatan Brexit

SULUTDAILY|| London- 700 ribu pengunjuk rasa turun ke jalan melakukan ‘Pawai Rakyat’ di London untuk menuntut keputusan akhir tentang kesepakatan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa, Sabtu (20/10/2018). Para pengunjuk rasa awalnya berkumpul di dekat Hyde Park dan kemudian berjalan melewati Downing Street dan selesai di luar gedung Parliament Square di mana mereka mendengarkan para politisi dari semua partai politik berorasi.

1540054508_-1140x641Mereka  berbaris di jalan-jalan yang macet di ibukota  meminta pemerintah Inggris mengadakan pemungutan suara publik atas ketentuan Brexit. Sebuah unjuk rasa  terbesar di Inggris sejak demonstrasi menentang perang Irak pada 2003. Para pengunjuk rasa melambaikan bendera biru dan emas Uni Eropa dan mengangkat spanduk “Bollocks to Brexit”  dan menyerukan referendum  terkait kesepakatan akhir tentang bagaimana Inggris akan meninggalkan blok perdagangan terbesar dunia tersebut.Kampanye “Voting Rakyat” ini  mencakup beberapa kelompok pro-Uni Eropa.

Pawai itu muncul setelah satu minggu  Perdana Menteri Theresa May  gagal mencapai kesepakatan perceraian dengan para pemimpin Uni Eropa di Brussels dan membuat marah anggota partainya sendiri dengan membuat konsesi lebih lanjut dalam perundingan.
May sudah mengajukan proposal ekonomi dan kebijakan perdagangan Brexit  dan memastikan tidak akan ada pergesekan perdagangan terutama di perbatasan antara Inggris dengan Uni Eropa, antara Irlandia dan Irlandia Utara. Tapi sepertinya proposal May tersebut ditolak oleh Uni Eropa. Kepala Negosiasi Uni Eropa untuk Brexit Michael Barnier mengkritik proposal tersebut. Barnier mengatakan dalam proposal tersebut Inggris ingin pasar tunggal.

Brexit-march-in-LondonJames McGrory, salah satu penyelenggara unjuk rasa  mengatakan pemilih harus memiliki kesempatan untuk mengubah pikiran mereka karena keputusan tersebut akan berdampak pada kehidupan mereka selama beberapa generasi. “Orang-orang berpikir bahwa negosiasi Brexit adalah kekacauan total, mereka tidak memiliki kepercayaan pada pemerintah,”  katanya.

Sejumlah selebritis juga bergabung dalam unjuk rasa ini.  Yakni bintang Lord Of The Rings, Andy Serkis, presenter Richard Bacon, bintang Den Deborah Meaden dari Dragon dan koki TV Delia Smith.

Kesepakatan Brexit
Referendum Inggris 2016 melihat 52 persen suara mendukung meninggalkan Uni Eropa. Tetapi dua tahun terakhir ini penuh dengan guncangan politik karena pemerintah telah berjuang untuk menyetujui rencana dan ada kekhawatiran bahwa Inggris dapat meninggalkan blok tanpa kesepakatan.

imageBeberapa jajak pendapat menunjukkan sedikit perubahan yang menguntungkan tetap di Uni Eropa, tetapi belum ada perubahan yang menentukan dalam sikap dan banyak di Inggris mengatakan mereka telah menjadi semakin bosan terhadap Brexit.Perdana menteri telah berulang kali mengesampingkan mengadakan referendum kedua. Juru bicara Brexit partai oposisi Partai Buruh mengatakan bulan lalu partainya terbuka untuk referendum kedua dengan opsi tinggal di blok dalam keadaan tertentu.

Sementara itu, di Belfast di Irlandia Utara, sekitar 2.000 orang berkumpul pada hari Sabtu untuk menentang Brexit. Dan para pendukung Brexit mengadakan unjuk rasa mereka sendiri di kota Harrogate di utara Inggris.Richard Tice, Vice-Chairman of Leave Means Leave dan salah satu pembicara di acara tersebut, menggambarkan orang-orang di pawai di London sebagai “pecundang” dan mengatakan referendum kedua akan memicu krisis konstitusi. “Kami memiliki suara, kami memilih untuk pergi, gagasan untuk memiliki referendum kedua akan sangat merusak,” katanya.

Dengan waktu yang tersisa, Perdana Menteri Brexit,Theresa May mestinya mendesak agar Brexit yang bisa segera disetujui oleh Parlemen Eropa. Inggris dijadwalkan untuk keluar dari Uni Eropa pada 29 Maret 2019. Untuk itu, para pejabat dari London dan Brussels mengatakan bahwa draft kesepakatan Brexit harus selesai pada malam puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa  paling lama hingga pertengahan November.(Jr/reuters/skynews)

TAGS
Share This