Torang Pe Bank, ‘Excellent’ Menembus Batas Era Digital

Torang Pe Bank, ‘Excellent’ Menembus Batas Era Digital

Bank SulutGo menerima Bisnis Indonesia Award 2018. (foto dokumen Peggy)

Bank SulutGo menerima Bisnis Indonesia Award 2018. (foto dokumen Peggy)

SULUTDAILYII Manado- Bank SulutGo adalah salah-satu Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang kini menerapkan program transformasi BPD menjadi bank yang bersih, kompetitif, kuat dan kontributif bagi pembangunan daerah. Torang Pe Bank perlu  melakukan transformasi di era digital agar mampu tumbuh dan bersaing  serta berperan dalam perekonomian daerah.

Direktur Utama PT Bank SulutGo, Jeffry Dendeng, pada penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dan PKS penempatan dana Pemkab Minahasa ke deposito Bank SulutGo menegaskan bahwa Bank SulutGo sangat mendukung upaya peningkatan manajemen Pemerintahan Kabupaten Minahasa menuju penyempurnaan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan modern.

Pemkab Minahasa dan BSG tandatangani kerjasama GNNT dan Penempatan Dana Deposito. Foto BSG

Pemkab Minahasa dan BSG tandatangani kerjasama GNNT dan Penempatan Dana Deposito. Foto BSG

“Sebuah kebanggaan bagi kami karena Pemerintah Kabupaten Minahasa, mempercayakan pengelolaan dana serta pengembangan aplikasi keuangan daerah kepada Bank SulutGo. Ini merupakan salah-satu program kami untuk meningkatkan pelayanan dengan jaringan Kantor Cabang/Cabang Pembantu Bank SulutGo dalam menjalin hubungan yang harmonis dan bersinergi. Hal ini merupakan peluang bagi Bank SulutGo dalam pengembangan bisnis perbankan sebagaimana termuat dalam ‘Road to BPD Regional Champion dan Transformasi BPD’,” kata Jeffry Dendeng Kamis (03/05/2018).

Menurut Jeffry Dendeng, pelaksanaan GNNT diimplementasikan melalui aplikasi Kas Daerah (Kasda) online versi 2.0.  Sistem layanan Kasda online ini memberikan dampak positif terhadap pelayanan kepada publik yakni mampu mengurangi risiko pengembalian berkas SP2D, memudahkan pemerintah daerah dalam memantau transaksi keuangan kas daerah, mempercepat proses pembayaran atas realisasi SP2D kepada pihak ketiga, dan memudahkan pemerintah daerah melakukan rekonsiliasi keuangan.

‘’Berbagai manfaat tersebut diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dalam menyusun laporan keuangan yang transparan dan akuntabel serta meningkatkan opini BPK-RI atas laporan keuangan pemerintah daerah,” jelas Jeffry Dendeng.

Bank SulutGo menjadi pilot project LHKPN di Indonesia Timur

Bank SulutGo menjadi pilot project LHKPN di Indonesia Timur

Selain itu, Bank SulutGo menjadi pilot project bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI untuk pelaksanaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Selain itu juga untuk pengendalian gratifikasi khusus Bank Pembangunan Daerah di Indonesia Timur pada akhir Maret lalu. ‘’ Hal ini merupakan bagian dari komitmen BSG untuk mempraktikkan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),’’jelas Jeffry.

Bank SulutGo memang sudah teruji. Masa sulit mampu dilaluinya dan akhirnya berhasil menuai prestasi. Senin malam (07/05/2018) di Hotel Raffles Jakarta, Bisnis Indonesia Award (BIA) 2018 bertajuk ‘Excellent Growth ‘ memberikan apresiasi kepada PT BPD Sulawesi Utara Gorontalo. Salah satu penilaian BIA 2018 yakni laporan keuangan selama 3 tahun terakhir     (2015—2017).

‘’Terima kasih kepada seluruh stakeholders Bank SulutGo, di tahun 2017 BSG bisa mengalami pertumbuhan excellent growth dengan kenaikan laba yang sangat signifikan dan diapresiasi oleh Bisnis Indonesia Award 2018,”kata Peggy Mekel, Komisaris PT BPD Sulawesi Utara Gorontalo  Torang Pe Bank.

Digital Banking , Peluang dan Tantangan

Peluang dan tantangan di era digital sudah dirasakan oleh semua sektor termasuk industri keuangan perbankan. Penguasaan terhadap perkembangan teknologi terkini telah menjadi modal bersaing karena revolusi  digital telah merambah dan mengubah pola operasional bisnis secara mendasar.

Pengamat Ekonomi Perbankan  Maria VJ Tielung SE MSi. Foto dok Maria

Pengamat Ekonomi Perbankan Maria VJ Tielung SE MSi. Foto dok Maria

Pengamat Ekonomi Perbankan  Maria VJ Tielung SE MSi mengatakan bahwa digital banking (e-channel ) adalah masa depan dunia dan menjadi  item wajib  dalam industri perbankan. Ini merupakan tantangan yang berat karena digital banking untuk pelayanan  perbankan akan terkait dengan sistem informasi bank, ketersediaan jaringan, edukasi terhadap nasabah serta perlindungan konsumen.

‘’Era digital menjadi suatu peluang sekaligus tantangan untuk  semua bisnis, tak terkecuali bisnis perbankan. Lalu lintas transaksi  perbankan masa kini telah menuntut suatu kecepatan, akurat dan kepercayaan. Pelayanan yang cepat, tepat, aman dan baik adalah hal yang dibutuhkan para customer,’’kata Maria , Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado SE kepada sulutdaily.com Rabu (09/05/2018).

network_sec-5Menurut Maria, Bank SulutGo (BSG) sebagai  bank milik daerah sejauh ini sudah menunjukkan eksistensinya. Kehadiran Torang Pe Bank digital merupakan salah satu bukti bahwa BSG mampu menjawab tantangan para kaum milenial saat ini dengan ragam kebutuhannya. ‘’Tetapi transformasi digital sangat ditentukan oleh ketersediaan layanan telekomunikasi yang baik.  Dan perlu dicarikan solusinya  soal ketersediaan jaringan, karena adanya blank spot dan lemahnya sinyal telekomunikasi selalu menghambat transaksi perbankan. Apalagi keberadaan Bank SulutGo di Kabupaten yang minim sentuhan layanan telekomunikasi,’’kata Mantan Noni Sulut ini.

Selain itu, Maria mengingatkan bahwa Bank SulutGo harus terus melakukan edukasi terhadap nasabah karena harus diakui masih banyak nasabah yang belum paham terhadap layanan digital banking . “Pengguna e-channel,  misalnya  mobile banking, internet banking, e-money, e-commerce, dan lainnya masih terbatas’’kata Maria .

Penambahan Modal

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara (SulutGoMalut) Elyanus Pongsoda berkomitmen membantu meningkatkan kinerja BSG

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara (SulutGoMalut) Elyanus Pongsoda berkomitmen membantu meningkatkan kinerja BSG

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara (SulutGoMalut) Elyanus Pongsoda menerangkan bahwa  kinerja Bank SulutGo  sampai dengan posisi Desember 2017 (yoy) menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Hal ini ditunjukkan oleh rasio keuangan pokok yaitu rentabilitas, likuiditas di atas peer grup (Bank Pembangunan DaerahBPD) dan Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet di bawah peer grup. ‘’ Yang masih di bawah peer grup adalah rasio permodalan. Terkait hal ini Kami pihak OJK terus melakukan  komunikasi dengan pemegang saham khususnya Gubernur Provinsi Sulut sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP).

“Pencapaian kinerja yang membanggakan tersebut, tidak lepas dari peran Gubernur Sulut Bapak Olly Dondokambey yang memiliki komitmen tinggi untuk mengembangkan BSG menjadi  bank kebanggaan warga Nyiur Melambai dan bermanfaat bagi masyarakat SulutGo,’’kata Elyanus melalui whatsapp disela-sela boarding menuju Makassar dalam perjalanan tugas OJK dari Halmahera Selatan-Ternate-Manado-Makassar.

Gubernur Sulut Olly Dondokambey Lakukan MoU Dengan Bank SulutGo dan Dinas Pendidikan Daerah Sulut.Elyanus mengakui  peran OJK SulutGoMalut dalam 2 tahun terakhir telah melaksanakan perannya sebagai lembaga pengawas dan pembina bank agar BSG melaksanakan operasional dengan mengacu kepada prudential principle dan penerapan Good Corporate Governance di seluruh aspek operasional BSG. “Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya dijajaran pengurus juga terus kami dorong untuk ditingkatkan kualitasnya karena  mereka inilah yang bertindak sebagai nahkoda BSG menjadi  lebih baik, pembenahan in efisiensi selama ini terjadi juga kami benahi, kualitas SDM kami benahi,  terutama penerapan tata kelola yang baik terus kami kawal mengacuh pada 11 pilar tata kelola yang baik, Kami selalu memonitor dengan ketat,’’ kata Elyanus.

OJK juga dengan  tegas dan tidak segan-segan menegur dan membina bila ada penerapan tata kelola yang tidak baik  dilakukan pegawai maupun manajemen. ‘’ Prinsip efisiensi operasional kami kawal dan terbukti hasilnya nyata. Terjadi peningkatan  laba kotor  mencapai Rp 402 M dalam tahun 2017 dibanding tahun –tahun sebelumnya  yang jauh dari harapan. Demikian juga pencapaian laba bersih tahun 2017 mengalami  peningkatan hampir mencapai hampir 70%,’’ beber Elyanus.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2017 dan RUPS Luar Biasa PT Bank SulutGo, Jumat (09/02/2018)lalu

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2017 dan RUPS Luar Biasa PT Bank SulutGo, Jumat (09/02/2018)

Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey memberikan apresiasi terhadap kinerja jajaran Bank SulutGo,  karena telah memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan daerah. Olly menilai pertumbuhan dan performa kinerja keuangan Bank SulutGo sudah bagus. Manajemen Bank SulutGo telah mampu mengurangi rasio kredit bermasalah. ‘’Dalam memperkuat permodalan, kami para pemegang saham PT Bank SulutGo berkomitmen menargetkan penambahan modal disetor hingga 2019 sebesar Rp 150 miliar,’’kata Olly saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2017 dan RUPS Luar Biasa PT Bank SulutGo, Jumat (09/02/2018)lalu.

Olly juga  memberikan apresiasi terhadap OJK SulutGoMalut yang  memiliki peran besar dalam meningkatkan kinerja Bank Pembangunan Daerah SulutGo . Sehingga pada 2017 bisa memiliki prestasi yang membanggakan. “Kinerja dari Bank SulutGo pada 2017 tak hanya kerja keras dari pihak direksi dan karyawan saja, melainkan juga dari bimbingan dan pengawasan dari lembaga otoritas di industri jasa keuangan,’’kata Gubernur Olly.

“Saya berharap Bank SulutGo, Torang Pe Bank mampu menjawab semua peluang dan tantangan perbankan di era tranformasi digital saat ini. Bank daerah yang modern dan management yang baik tentu  akan membuat performa Bank SulutGo semaking membanggakan,’’tambah Gubernur Olly.

Torang Pe Bank dalam Sejarah

Sumber web resmi Bank SulutGo menulis bahwa PT. Bank Sulut sebelumnya  bernama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara yang didirikan dengan nama Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara Tengah berdasarkan Akte no. 88 tanggal 17 Maret 1961 oleh Raden Hadiwido, notaris pengganti dari Raden Kadiman, yang diperbaiki dengan Akte Perubahan Anggaran Dasar No. 22 tanggal 4 Agustus 1961 oleh Raden Kadiman dan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 46 tanggal 10 Oktober 1961 oleh Raden Hadiwido pengganti dari Raden Kadiman, notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan penetapan No. J.A.5/109/6 tanggal 13 Oktober 1961.

Direksi Bank Sulut. Foto BSG

Direksi Bank Sulut. Foto BSG

Sebagai Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara maka pendirian Bank Sulut dilakukan dengan Akta No. 7 tanggal 14 April 1999 dibuat dihadapan Joanes Tommy Lasut, SH, notaris di Manado yang disahkan oleh Menteri Kehakiman R.I dengan Keputusan No. C-8296.HT.01.01.TH’99 tanggal 14 Mei 1999 dan telah diumumkan dalam Berita Negara R.I. No. 63 tanggal 6 Agustus 1999 dan Tambahan Berita Negara R.I. No. 4772.

Modal Dasar ditetapkan sebesar Rp. 100 milyar dengan kepemilikan Daerah Propinsi, Kabupaten dan Kota pemegang saham Seri A maksimum sebesar 55 % dan pemegang saham seri B bersama-sama dengan pihak ketiga termasuk koperasi maksimum sebesar 45 %. Saham-saham terbagi atas Saham Seri A sebanyak 550.000 nilai nominal @ Rp. 100.000,- (Seratus ribu rupiah) dan Saham Seri B sebanyak 450.000 nilai niminal @ Rp. 100.000,- (Seratus ribu rupiah).

Perubahan bentuk badan hukum Bank Sulut tersebut merupakan tuntutan dalam rangkaian memenuhi salah satu persyaratan mengikuti program rekapitalisasi perbankan karena Bank Sulut menghadapi risiko kewajiban pemenuhan modal minimum (KPPM) kurang dari 8 %.

Komisaris Bank SulutGo. Foto BSG

Komisaris Bank SulutGo. Foto BSG

Setelah Bank Sulut melepaskan diri dari program rekapitalisasi perbankan terjadi beberapa perubahan Anggaran Dasar berkaitan dengan perubahan susunan kepemilikan saham setelah divestasi saham negara, dan terakhir dengan peningkatan modal dasar dari Rp. 100 milyar menjadi Rp. 300 milyar yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No. C-24640 HT.01.04.TH.2006 tanggal 23 Agustus 2006 telah diumumkan dalam Berita Negara RI tanggal 23 Oktober 2006 No. 85 Tambahan No. 11432/2006.

Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Sulut tanggal 8 Mei 2015, Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republilk Indonesia dengan No. AHU-0935695.AH.01.02.TAHUN 2015 tanggal 23 Mei 2015 dan Keputusan Dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan No. 17/KDK.03/2015 tanggal 23 September 2015 maka PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara (PT Bank Sulut) berubah menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara Gorontalo (Bank SulutGo) dengan visi ‘Menjadi Bank Inovatif, Berdaya Saing Tinggi dan Berorientasi pada Kepuasan Nasabah’.(JeaneRondonuwu)

*Tulisan ini diikutsertakan dalam ‘Lomba Karya Jurnalistik 2018’ yang diselengarakan oleh Bank SulutGo

TAGS
Share This