Harga Tomat Sayur Turun, BI Sulut Optimis Inflasi Terkendali

Harga Tomat Sayur Turun, BI Sulut Optimis Inflasi Terkendali

SULUTDAILY||Manado- Memperhatikan perkembangan inflasi hingga bulan November 2019, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara masih optimis bahwa tingkat inflasi Sulawesi Utara tahun 2019 akan dapat dikendalikan untuk berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 3,5±1% (yoy), apabila harga tomat bisa dikendalikan hingga akhir tahun.

“Sepanjang tahun 2019, pergerakan inflasi Sulawesi utara dipengaruhi cukup besar oleh pergerakan harga tomat sayur yang cenderung berfluktuasi sepanjang tahun 2019. Deflasi harga tomat sayur selama tiga bulan berturut-turut pada Februari-April 2019, kembali terjadi pada periode Juli-September 2019,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut Arbonas Hutabarat.

Selanjutnya, dari perkembangan harga tomat sayur pada bulan Mei dan Juni 2019 yang mengalami kenaikan, dapat dilihat adanya risiko pembalikan harga (price reversal) tomat sayur pada bulan Oktober-Desember 2019, yang merupakan periode permintaan tinggi terhadap tomat sayur di Sulawesi Utara.

Angka inflasi bulanan Oktober dan November 2019 semakin mempertegas andil tomat sayur sebagai kontributor utama kenaikan tekanan inflasi bulanan Sulawesi Utara. Dengan demikian perlu menjadi perhatian bersama bahwa keberhasilan dalam pengendalian harga tomat sayur merupakan kunci penentu dalam pengendalian inflasi Sulawesi Utara secara umum.

“Pengendalian inflasi Sulawesi Utara bergantung pada kesuksesan dalam menjaga pergerakan harga tomat sayur. Bila dilihat secara lebih dalam, inflasi tahunan Sulawesi utara pada bulan November sebesar 3,90% (yoy) bila tomat sayur dikeluarkan dalam perhitungan inflasi,” ujarnya.

Relatif terkendali dalam rentang sasaran inflasi dibandingkan inflasi tahunan pada bulan November 2019 yang tercatat sebesar 6,32% (yoy).

Mempertimbangkan besarnya kontribusi tomat sayur pada pembentukan inflasi Sulawesi Utara, maka pergerakan harga tomat sayur perlu diwaspadai dan mendapat perhatian bersama dari seluruh instasi/lembaga/dinas terkait terutama di bulan terkahir di tahun 2019.

“Untuk mengantisipasi tekanan inflasi dari pergerakan harga tomat sayur tersebut, maka perlu dirumuskan kebijakan jangka pendek yang tepat, sinergis dan implementable untuk mengendalikan harga tomat sayur pada bulan Desember 2019,” ujarn Arbonas.

Menilik perkembangan inflasi hingga bulan November, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara memperkirakan bahwa tekanan inflasi Sulut pada bulan Desember 2019 masih akan sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga tomat sayur.

Tekanan inflasi Sulawesi Utara akan kembali meningkat apabila harga tomat mengalami kenaikan melebihi level harga yang terbentuk saat ini. Sebaliknya, IHK bulanan Sulawesi Utara pada Desember 2019 berpeluang untuk mengalami deflasi apabila tingkat harga tomat sayur dapat dikendalikan dengan baik sepanjang bulan Desember 2019.

Memperhatikan berbagai faktor, tekanan serta tantangan pengendalian inflasi kedepan, maka upaya pengendalian inflasi Sulut akan terus dilakukan oleh Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), baik di tingkat Provinsi maupun Kab/Kota se-Sulut akan terus digalakan.

“Operasi pasar untuk menekan harga tomat sayur di pasar tradisional melalui sinergi dan kerjasama seluruh pihak baik tingkat kabupaten/kota sentra komoditas, seperti Kab Minahasa dan Minahasa Tenggara maupun Pemerintah Provinsi menjadi salah satu alternatif upaya mengendalikan harga tomat sayur,” saran Arbonas.

Selain itu, Satuan Tugas Ketahanan Pangan juga memainkan peran penting dalam mengurangi praktek-praktek pembentukan harga yang tidak lazim mapun praktek-prakterk distorsi pasar lainnya. Demikian halnya pengelolaan ekspektasi masyarakat dengan perluasan akses informasi dan pasokan di pasar juga tetap perlu dilakukan secara intensif.(Jr)

CATEGORIES
TAGS
Share This